Surabaya (14/09) bertempat di Musolla Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Uswah, Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (HIMMPAS ITS) mengadakan talkshow keilmuan dengan mengusung tema "Be a Great Muslim" Prestatif dan Produktif. Ada dua pemateri yang diundang untuk mengisi talkshow ini. Pemateri pertama menyampaikan materi mengenai poin "Prestatif", dan pemateri kedua menyampaikan materi mengenai poin "Produktif". Acara yang dimoderatori oleh mas Sony Juniato, ST. mahasiswa Program Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) ITS ini cukup menarik minat peserta talkshow, walaupun acara dilaksanakan pada akhir pekan. Namun kiranya, cukup banyak khalayak yang tidak ingin melewatkan momen langka ini. Ah ya, yang perlu diketahui juga acara ini tidak berbayar lo, alias Gratis. Ditambah lagi dengan momentum acara yang bertepatan dengan acara wisuda di ITS, ternyata masih banyak yang mau meluangkan waktunya untuk menambah ilmu dari kedua pemateri yang keren bin beken ini.
Let's start to read my (little) note about this talkshow. Hopefully you get some benefit after read this review,
Prestatif
Materi yang pertama ini disampaikan oleh Mbak Achmad Choiruddin, S.Si., M.Si., M.Sc., PhD. waduh.. belum-belum aku udah keder sama gelar beliau nih. Beliau merupakan lulusan S1-Statisika ITS yang kemudian melanjutkan studi S2 nya dengan program dual degree fast track di ITS. Program dual degree fast track adalah program studi S2, yang kuliahnya satu tahun di ITS dan satu tahun di luar negeri. Nah, sekarang terjawab mengapa gelar S2 milik mas Achmad Choiruddin ini ada dua, M.Si untuk gelar S2 di dalam negeri dan M.Sc untuk gelar S2 di luar negeri. Kemudian beliau melanjutkan studi S3 nya di negara yang sama tempat ia menimba ilmu S2, yaitu di Prancis.
Bersama dengan Garuda Muda Indonesia yang tengah menempuh studi lanjut di Prancis, Beliau menerbitkan buku Mozaheksa yang berisikan esai atau kisah para Garuda Muda Indonesia di Negeri Heksagon. Setelah studi S3 beliau selesai, Mas Achmad Choiruddin juga tidak langsung pulang ke Indonesia. Beliau mendaftar Post Doc di Aalborg Universited, Denmark. Sekarang kesibukan beliau menjadi Doktor muda di ITS dan juga tengah merampungkan buku yang berjudul "Rumah Lunas Usia 30".
Dari CV Beliau tersebut, memang kiranya sudah untuk membawakan materi untuk poin Prestatif. Eits, itu belum prestasi-prestasi yang lainnya, hanya background pendidikan Beliau saja.
Be a Great Muslim, Jadilah Muslim yang Hebat, begitulah tema yang terpampang besar di banner kegiatan. Dilanjutkan dengan poin Prestatif. Kiranya apa sih korelasi "Muslim yang Hebat" dengan "Prestatif"?. Mari dengarkan aku bercerita sedikit terlebih dahulu,
Kita tentu mengetahui bagaimana zaman kejayaan islam, dimana pada masa itu banyak sekali penemuan-penemuan yang ditemukan oleh ilmuwan muslim. Baik itu dari ranah matematika, kimia, sosial, filsafat, kedokteran, hadits, tafsir, dan masih banyak yang lainnya.
Ah, mungkin masih terlalu general ya?. Baik akan saya ambil contoh yang lebih spesifik lagi. Adakah orang Indonesia yang tidak mengetahui Eyang Habibie?. Ah, kalau dengar nama Beliau, apa yang terlintas di pikiran kita? Pasti "Pesawat Terbang". Ya, Beliau adalah salah satu contoh cendekiawan Muslim dari Indonesia, yang telah sukses mengukir prestasi di dunia.
Ayat pertama yang Tuhan turunkan kepada Rasul-Nya adalah perihal membaca. Yang jika kita gali lebih dalam lagi, kita diperintah untuk terus membaca dan benar-benar menekuni bidang ilmu yang kita pilih. Karena, kita adalah abdi Tuhan di muka bumi ini yang berusaha menafsirkan ayat-ayat Nya dengan membaca nya.
Ada beberapa poin yang saya catat dari materi yang disampaikan oleh Mas Achmad Choiruddin perihal tips dan trik dari pengalaman Beliau agar bisa menjadi Muslim yang Prestatif. Berikut ulasannya ;
Dari CV Beliau tersebut, memang kiranya sudah untuk membawakan materi untuk poin Prestatif. Eits, itu belum prestasi-prestasi yang lainnya, hanya background pendidikan Beliau saja.
Be a Great Muslim, Jadilah Muslim yang Hebat, begitulah tema yang terpampang besar di banner kegiatan. Dilanjutkan dengan poin Prestatif. Kiranya apa sih korelasi "Muslim yang Hebat" dengan "Prestatif"?. Mari dengarkan aku bercerita sedikit terlebih dahulu,
Kita tentu mengetahui bagaimana zaman kejayaan islam, dimana pada masa itu banyak sekali penemuan-penemuan yang ditemukan oleh ilmuwan muslim. Baik itu dari ranah matematika, kimia, sosial, filsafat, kedokteran, hadits, tafsir, dan masih banyak yang lainnya.
Ah, mungkin masih terlalu general ya?. Baik akan saya ambil contoh yang lebih spesifik lagi. Adakah orang Indonesia yang tidak mengetahui Eyang Habibie?. Ah, kalau dengar nama Beliau, apa yang terlintas di pikiran kita? Pasti "Pesawat Terbang". Ya, Beliau adalah salah satu contoh cendekiawan Muslim dari Indonesia, yang telah sukses mengukir prestasi di dunia.
Ayat pertama yang Tuhan turunkan kepada Rasul-Nya adalah perihal membaca. Yang jika kita gali lebih dalam lagi, kita diperintah untuk terus membaca dan benar-benar menekuni bidang ilmu yang kita pilih. Karena, kita adalah abdi Tuhan di muka bumi ini yang berusaha menafsirkan ayat-ayat Nya dengan membaca nya.
Ada beberapa poin yang saya catat dari materi yang disampaikan oleh Mas Achmad Choiruddin perihal tips dan trik dari pengalaman Beliau agar bisa menjadi Muslim yang Prestatif. Berikut ulasannya ;
-
Motivasi Internal
Kekuatan motivasi itu cukup besar pengaruhnya pada diri kita. Tanpa motivasi yang jelas, hidup kita seperti tak memiliki arah. Mau dibawa kemana hidup kita? Seperti air mengalir saja kah, yang hanya menunggu ke hulu mana ia akan bermuara. Namun, hidup tak bisa seperti itu. Karena kita bukanlah air, kita adalah makhluk terbaik ciptaan-Nya.
Saya sependapat dengan Mas Achmad Choiruddin perihal, "Kitalah yang harus bisa memotivasi diri kita sendiri". Ah, saya jadi teringat ucap seorang kawan kepada saya,
Ucapan semangat dari seseorang itu just saying, hanya ucapan simpati tidak lebih. Selebihnya dirimu lah yang berperan akan setiap perubahan dalam dirimu.- Anggrahini
Benar adanya, sekuat apapun semangat dari seorang kawan itu akan hanya akan menjadi semangat belaka jikalau dirimu sendiri enggan menyemangati dirimu sendiri. Kamu lah yang berperan atas segala perubahan dalam dirimu. Jadi, mulai tentukan apa motivasi mu untuk sukses? Membahagiakan Orang Tua kah? Ah, kiranya untuk setiap anak di muka bumi ini orang tua lah yang menjadi alasan utama ia untuk sukses.
- Berbagi
Guru Fisika SMA ku pernah berkata kepadaku,
Belum dikatakan seseorang telah paham akan sesuatu jikalau ia belum bisa untuk membagikan pemahamannya kepada orang lain. - Pak Hasyim
Bagaimana para pengajar mahir betul terkait materi yang diajar, ya salah satunya dengan konsep berbagi. Ilmu yang mereka miliki tidak berhenti pada diri mereka sendiri. Mereka terus membagikan ilmu mereka kepada murid-murid mereka.
Bukankah ilmu yang bermanfaat itu merupakan salah satu amal jariyah yang pahala kebajikannya tidak putus-putus walaupun yang orang yang bersangkutan telah meninggal dunia.
- Targetan yang Besar
Pernah dengar pepatah yang cukup populer ini,
Bermimpilah setinggi langit, maka jika kau jatuh, setidaknya kau akan jatuh di antara bintang-bintang. -Ir. Soekarno
Kekuatan mimpi yang kita miliki akan menumbuhkan semangat yang besar dari diri kita. Bagaimana kita akan bersungguh-sungguh untuk mencapai mimpi tersebut. Dari mimpi yang besar tersebut, kita bisa memperkecil atau menspesifikkannya. Untuk mencapai mimpi besar tersebu, kiranya apa langkah-langkah kecil yang bisa kita lakukan. Don't forget,
Big successes are collections of small achievements -Achmad Choiruddin
Misal kita ingin menargetkan lulus dengan IPK Cumlaude minimal 3,9. Maka langkah awal yang bisa kita lakukan adalah, tiap semester berapa IPK minimal yang harus kita peroleh. Selanjutnya, untuk memperoleh IPK minimal tersebut, berapa nilai yang harus diperoleh. Nilai minimal tersebut dapat diperoleh dengan misal, sebelum materi diterangkan oleh dosen pengajar, kita sebagai pelajar harus memahaminya sebelum kuliah. Oleh karena itu, kita juga harus memperhitungkan dalam satu minggu, berapa jam jumlah waktu yang harus kita alokasikan untuk belajar agar targetan besar kita bisa tercapai.
Kalau aku pribadi sih menyederhanakannya dengan,
Kita harus selangkah lebih di depan daripada yang lainnya. Jikalau orang lain menempuhnya dengan cara berjalan santai, maka kita harus berjalan cepat. Jika kebanyakan orang menempuh suatu perjalanan dengan berjalan cepat, kita harus menempuhnya dengan cara berlari. Ya... jadilah setingkat lebih di depan daripada orang kebanyakan. Jangan mau menjadi sama dengan orang kebanyakan, jadilah pembeda.
- Pencapaian Kita bukan Hanya Berasal dari Kita
Sebab, dalam setiap pencapaian yang kita peroleh terselip do'a orang-orang sekitar kita. Kita berada di posisi sekarang bukanlah proses yang kebetulan. Ada amanah besar yang Tuhan titipkan untuk kita. Maka jangan pernah merasa sukses atas usaha diri sendiri, kita tidak bisa melupakan usaha, uluran tangan orang lain yang juga turut andil dalam kesuksesan kita.
Produktif
Materi yang kedua disampaikan oleh Mbak Dewi Nur Aisyah, S.KM., M.Sc., PhD. Ah siapa sih yang tidak mengenal Beliau, selebgram muslimah yang sukses dengan perannya sebagai ibu dan juga sebagai wanita karir, bahasa kerennya sih Career Mom. Beliau merupakan lulusan S1-Epidimiologi Universitas Indonesia, kemudian melanjutkan studi master dan doktoral nya di Imperial College, London tentunya dengan beasiswa. Beliau ini sangat banyak sekali publikasinya mengenai research Doktoral Beliau yaitu mengenai penyakit di wilayah tropis seperti TBC dan hepatitis-C. Selain aktif dalam dunia penelitian, Beliau juga telah menulis tiga buku mengenai pengalaman Beliau. Jadi, jika Beliau dijuluki sebagai Muslimah Produktif kiranya sungguh tepat. Berperan sebagai seorang ibu dari dua orang anak, di sisi lain juga berperan sebagai wanita karir yang kerap bepergian ke luar Kota bahkan Negara. Cukup sulit, namun Beliau bisa membuktikannya bahwa semua bisa dijalankan seimbang tanpa perlu ada yang merasa berat sebelah. Yaps Mbak, Anda perwujudan Mom Career Muslimah masa kini.
Ah, dua kali mengikuti talkshow Beliau selalu dengan rasa terkagum-kagum. Baik dari materi yang Beliau bawakan, cara Beliau menyampaikan materi pun selalu terlihat "elegan". Materi siang hari itu dibuka dengan sebuah pepatah,
Betapa Islam sejak mula menempatkan akal dalam posisinya yang paling sempurna. Ia berjalan selaras dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia melejit, menjelajah raga, menghasilkan karya, menuai prestasi-prestasi nyata. - Dewi Nur Aisyah
Ah benar, bagaimana ilmuwan di zaman dahulu sukses membawa peradaban islam ke dalam posisi yang paling maju. Iya, zaman bagus-bagusnya Islam adalah sebanding dengan iman dan ketaatan kita kepada-Nya. Jadi, jikalau mungkin saat ini peradaban bukan dipegang oleh umat Islam, Jangan-jangan kadar keimanan kita memang perlu diperbaiki.
Dalam Al-Qur'an,
Allah telah memberikan panduannya kepada kita sebagai makhluk agar kita menjadi muslim yang produktif.
Q.S Al-Baqarah 148, Berlomba-lombalah -- Sebab dunia adalah arena bertarung, jika kita tak ikut dalam perlombaan itu, maka kitalah yang akan keluar sebagai loser not winner.
Q.S Ali Imran 133, Bersegeralah -- Sebab dunia tak menunggumu, siapa yang kalah cepat, maka ia yang tak akan mendapatkan kesempatan.
Q.S At-Taubah 105, Bekerjalah -- Sebab keberhasilan tidak didapat dengan jalan yang mudah. Yang bersungguh-sungguh lah yang akan berhasil.
Q.S At-Taubah 41, Berangkatlah -- Sebab diam tidak akan mengubah keadaan. Ambil lah peran dalam perubahan.
Berikut 6 tips yang dipaparkan oleh Mbak Dewi agar menjadi muslim yang produktif. Berikut ulasannya ;
- Menetapkan Fokus
Fokus akan membantu kita menentukan arah dan prioritas dari tujuan yang ingin kita capai. Kita juga harus fokus terhadap kelebihan yang kita miliki. Jangan pernah membandingkan diri kita dengan orang lain, percayalah semua memiliki zona kehidupan masing-masing. Jangan kepo dengan banyak hal, fokuskan saja pada bidang yang kamu bisa. Kuasai secara mendalam akan potensi yang kita miliki. Lagi, jangan pernah menyerah..saat sudah kehilangan arah, ingat pada tujuan awal akan hal yang ingin kita capai. Stay Focus !!
- Menyibukkan Diri dengan Hal-Hal yang Positif
Kalau kita tidak menyibukkan diri dalam kebaikan, niscaya kita akan disibukkan dalam keburukan - Bilal Bin Sa'ad
Jikalau waktu yang kita miliki telah memiliki porsinya masing-masing dan kesemuanya adalah perihal kebaikan. Kiranya kita tak akan sempat untuk memikirkan perihal-perihal keburukan. Sebab setiap dentingan waktu yang kita habiskan dalam dunia ini, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.
- Tawazun
Seimbang -- Antara hak-hak dari setiap komponen dalam tubuh kita. Hak tubuh untuk istirahat, hak akal untuk belajar, dan hal ruhiyah untuk beribadah. Jangan kesampingkan hak-hak dari ketiga komponen ini.
- Rumus Keberhasilan Berbanding Lurus dengan Perjuangan
Dalam konsep persamaan fisika, berbanding lurus artinya makin besar suatu variabel yang segaris dengan variabel yang dicari. Maka nilai variabel tersebut akan semakin besar. Begitu pula dengan konsep keberhasilan, semakin banyak perjuangan dan usaha yang kita lakukan, maka keberhasilan yang akan kita peroleh juga akan semakin besar.
- Mengakarkan Motivasi Hanya kepada Allah
Bidznillah, Semua hanya untuk Allah. Karena, hanya kepada-Nya lah segala harap kita gantugkan. Hanya kepada-Nya lah segala do'a kita bisikkan melalui sujud di penghujung malam. Karena, ketika kita hanya menggantungkan harap kita kepada-Nya, tidak akan ada rasa kecewa yang akan menghampiri kita. Karena kita telah meyakini bahwa, apa-apa yang berasal dari-Nya, adalah hal yang terbaik untuk kita. Maka, hati tidak akan pernah risau kepada hasil yang hanya sebagai bonus akan usaha-usaha yang kita lakukan.
- Life Values of Muslim
- Pertama, siap menanggung beban sebagai tabiat : Karena, kita telah memilih jalan untuk berjuang, maka kita harus siap akan konsekuensi yang kita dapatkan. Tidak ada ceritanya, berjuang itu mudah. Berjuang itu jelas capek, menguras tenaga, waktu, dan juga materi.
- Kedua, pemantapan ruhiyah sebagai motor penggerak utama : Kalau kita dahulukan Allah, maka Allah lah yang akan bantu selesaikan urusan-urusan kita. Maka, dahulukan Allah dalam segala hal, because we're nothing without Allah.
- Ketiga, Kerja cepat sebagai sebuah karakter.
- Keempat, Ketaatan sebagai sebuah Akhlaq.
- Kelima, Keteguhan sebagai benteng Jiwa : Tetaplah terus bergerak dan berjuang. Jangan takut gagal, jikalau hanya kegagalan yang kau takutkan, maka kapan engkau akan bergerak. Gagal itu biasa, jadikan sebagai pembelajaran agar ke depannya bukanlah gagal yang akan kau terima.
- Keenam, Pengorbanan sebagai semangat jiwa : Ada hal-hal yang harus kita korbankan, waktu istirahat kita, materi kita. Namun bukankah balasan dari Tuhan itu nyata, akan setiap peluh dan keringat yang kita korbankan.
- Ketujuh, Cinta sebagai semangat kerja.
- Kedelapan, Keikhlasan sebagai puncak aktivitas : Tugas kita sebagai seorang hamba adalah berusaha semaksimal mungkin yang kita bisa. Namun, perihal hasil adalah Hak Prerogatif Allah sebagai Dzat Pencipta.
- Kesembilan, Berharap surga sebagai balasannya : Surga lah sebagai tempat akhir dari tujuan-tujuan kita sebagai makhluk.
Sedikit yang bisa saya tuliskan perihal review talkshow keilmuan ini. Semoga bermanfaat bagi yang membaca sehingga Allah catatkan sebagai tabungan amal bagiku ataupun bagi kalian yang membagikan ilmu ini kepada khalayak.
Created By : Khusnul
Posting Komentar
Posting Komentar