Kata orang sih, persahabatan antara cowok dan cewek itu, mustahil kalau tidak ada yang menyimpan rasa.
Kalau gak si cowok yang suka sama si cewek, atau si cewek suka sama si cowok.
Ada yang memilih diam, karena takut persahabatan rusak jikalau rasanya terungkap.
Atau ada yang memilih mengungkapkan. Ini ada 2 kemungkinan sih, kalau sama-sama menyimpan rasa, terus setuju untuk lebih dari persahabatan.
Atau, hanya sebelah pihak yang memiliki rasa. Nah kalau yang kayak gini nih yang rawan, fifti-fifti tjoy.
Ada yang bisa bersikap biasa, seolah tak pernah ada apa-apa. Atau, ada yang bersikap canggung selepas pengungkapan rasa tersebut, hum.
Namun... aku tak sependapat dengan kabar burung yang beredar, persahabatan antara cowok dan cewek itu tak mungkin tak ada cinta.
I'm totally disagree with the statement.
Aku bersahabat dengan seorang cowok (dulu 2 sih, tapi sekarang sisa 1.. emb) dari kelas 1 SMA, hingga sekarang tjuy.
Kalau dihitung berapa ya?
Ah ya, 8 tahun kami bersahabat, dan totally kami berdua tak pernah tuh ada gesekan perasaan.
Yang ada gesekan sepatu yang ia lempar kepadaku waktu kelas 2 SMA, Allahumma jahatnya dikau wahai temanku.
Aku baru sangat dekat dengannya ketika kelas 2 SMA sih. Waktu kami berdua sama-sama mengikuti club yang sama, English debate.
Dia kala itu menjadi ojek tetapku selama setahun, ekekek. Karena rumah kami searah, aku nebeng ke dia sampe gang menuju rumahku. Baru di situ aku minta jemput bapakku, eits jarak rumah dengan gang rumahku 2 km lebih, makanya aku ga mau jalan.
12 jam kami bersama di sekolah, ihir. Iya, club debat yang kami ikuti mengharuskan kami untuk pulang minimal jam 5.an sore. Jam segituan udah jarang banget angkot, nah itu alasan kenapa aku nebeng dia haha. Mayan, irit ongkos juga.
Terlebih lagi, dia juga sekelas sama aku, 11 IPA 2. Oh iya, kelas sepuluh, sebelas dan duabelas pun kami sekelas, aih.
Namun, kami tak kuliah di kampus yang sama. Dia merantau ke kota hujan sana, Bogor. Aku merantau ke kota plat L. Tapi, di musim liburan semester, kami selalu menyempatkan waktu untuk bertemu, melepas rindu, ahaydee.
Walaupun dia gak pernah baik sama aku hingga sekarang dan emang gak ada baik-baiknya kalau sama aku. Eh eh..
Dia udah jadi TKI yang melanglang buana ke luar negeri euy. Pas masih jadi Maba unyu-unyu aja dia udah ke Korea th 2015. Berlanjut tahun depannya ia mengikuti serangkaian tur Swiss-Paris. Di tahun yang sama, ia sempet maen-maen ke Thailand juga sih, emb.
Masih kurang lagi, ia ikut call for paper juga di Taiwan, ya juara. Emang ga ada obat nih profesor kecilku.
Eits,.. dia jadi Mawapres 3 kampusnya juga th 2017 Lo, W.O.W. Aku lupa tahunnya kapan, pokoknya pas PIMNAS diadain di kampusnya, ia juga juara 3 PIMNAS, lahhhh kapan selesainya sih ni anak.
Di akhir masa studinya pun th 2018, ia masih sempet pelesiran ke Jepang ikut penelitian dosennya.
Tau gak apa oleh-oleh yang ia berikan ke aku?
Tau gak apa oleh-oleh yang ia berikan ke aku?
Batu.
Iya batu, aku disuruh buka pengobatan celup batu ke dalam air macam Ponari gitu kali ya?, aneh.
Dia sekarang menjadi anak ibukota. Katanya sih mau berkarir di dunia start-up, doain ya man teman.
Tetep jadi sahabat yang "tidak pernah baik" sama Khusnul ya Ndul..
Eh iya, aku dan dia punya panggilan khusus. Entah mulai kapan, dia terbiasa manggil aku "Ndul". Dan aku pun kadang terbiasa manggil dia dengan sebutan yang sama. Kadang ya "Mo.." . Pokoknya jarang manggil nama asli deh haha.
Kamu kapan ngenalin gebetanmu ke aku?
Grafik kehidupan percintaanmu tak sebanding dengan grafik prestasimu ya haha. Padahal gue juga jomblo, Jomblo ngatain Jomblo haha.
Aku punya jawaban atas judul tulisanku :
...Tidak seperti itu,
Bukankah sedari awal kita semua mengikrarkan atas nama persahabatan?
Lantas kenapa masih saja kau sempatkan rasa nyaman merongrong meminta lebih dari persahabatan?
,,ah. Ada yang salah dari niatmu sepertinya.
Created by : "Ndul"
Posting Komentar
Posting Komentar