Aku pernah membaca sebuah postingan seorang influencer di instagram yaitu dari akun mbak @ayukartikadewi.

Beliau mengadakan QnA tentang sebuah #CATATANSYUKUR kepada para followernya di IG story. Saya sempat men-screenshot postingan tersebut.

(sumber : story IG @ayukartikadewi)

Penulis berpesan dua hal,

1. Kita sebenarnya gak akan pernah gagal. Either kita berhasil atau kita belajar.
2. Move on ≠ melupakan. 
    Move on = tidak lagi merasa sakit ketika teringat lagi.


Mbak Ayu, ijinkan aku menjabarkan poin-poin tulisan mbak sesuai apa yang aku pikirkan ya mbak. Semoga mbak berkenan.

1. Tidaklah ada Sebuah Kegagalan

Seringnya kita terlalu dini memberi label "keberhasilan" dan "kegagalan".
Lalu, ketika kegagalan lah yang kita temui, rasa menyesal teramat dalam kerap menghantui,

"Ngapain juga diperjuangin sampe berdarah-darah, ujung-ujungnya hanya kegagalan sebagai hasil akhirnya,..."

"Nyesel gua capek-capek kerja pontang-panting, tau gini hasilnya, ogah dah gua capek-capek. Buang-buang tenaga mulu, dapat hasil kagak..."

Mengapa tak kita rubah saja, "keberhasilan" dan "pembelajaran".
Saat suatu hal tak sesuai dengan yang kita harapkan, mari kita lihat sebagai pembelajaran di kehidupan kita.

Bukankah, Tuhan tak akan menempatkan kita dalam suatu kesia-siaan belaka?
Akan ada setiap pembelajaran yang bisa kita petik di dalamnya, mungkin hari ini, minggu depan atau bahkan beberapa tahun ke depan.

Kamu tidak sedang gagal ko, hanya sedang belajar saja.


2. Move on ≠ Melupakan

Segelintir orang mungkin berpikir bahwa tanda suksesnya seseorang telah Move On dari suatu hal, keadaan atau bahkan seseorang dengan Melupakan dan menganggap hal tersebut tak pernah terjadi, atau menganggap tidak pernah bertemu dengan seseorang dari masa lalu.

Nyatanya tidaklah demikian. Pernah gak sih ngerasa kalau kita semakin berusaha untuk melupakan sesuatu, semakin sulit bagi kita untuk melupakan hal tersebut. Kesannya, malah hal yang ingin kita lupakan itu semakin sering atau bahkan setiap waktu berputar-putar di kepala kita.

Bukannya sukses melupakan, justru sukses mengingat-ngingat.

How ya, ternyata konsep Move on tak seperti itu.
Kita tak dituntut untuk membersihkan history suatu kejadian yang pernah kita alami dalam kehidupan kita. Kita tak pernah bisa menghapus masa lalu bukan?

Kita pun tak diperintah untuk menghapus seseorang yang mungkin kehadirannya sempat menorehkan sebuah rasa kecewa dalam kehidupan. Bukankah setiap manusia yang kita temui dalam kehidupan kita adalah pembelajaran bagi kita?

Atau bagi aku pribadi, sampai ke dalam tahap sudah bisa menertawakan dengan santai masa lalu.
Hingga memiliki pemikiran bahwa,

"Itu hanya sebuah masa lalu, kamu hidup di masa kini. Hal tersebut tidak memiliki pengaruh apapun dalam hidupmu,,"
 
So, let's start to  move on !!


si penyuka menulis random,

Khusnul